Bab I. Pendahuluan ( Tugas 5 )
PERENCANAAN
PENGGANTIAN DAN PENYEDIAAN KOMPONEN PESAWAT BOEING 737 NG DI PT. GMF AEROASIA
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Industri penerbangan di
Indonesia saat ini mulai berkembang pusat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya
maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah maskapai
penerbangan Garuda Indonesia yang bergerak di bidang jasa transportasi udara
domestik dan internasional. Maskapai ini mengembangkan strategi agar bisa
bertahan menghadapi persaingan yang semakin ketat. Strategi dilakukan secara
internal dan eksternal. Stategi secara internal yaitu seluruh perusahaan
penerbangan mencoba mengurangi biaya dan meningkatkan fleksibilitas untuk
memenuhi kebutuhan customer. Strategi secara eksternal yaitu strategi untuk
memperoleh customer baru, untuk memperluas dan mengembangkan rute penerbangan,
serta strategi untuk menawarkan pelayanan yang reliable dan profesional dengan
harga yang kompetitif.
Pengembangan strategi
eksternal dengan menambah jumlah rute penerbangan telah dilakukan oleh maskapai
Garuda Indonesia. Rute penerbangan yang ada saat ini banyak sekali baik untuk
rute domestik maupun internasional. Karena adanya permintaan dari pasar maka
Garuda Indonesia saat ini mulai menambah rute dan frekuensi penerbangan, baik
untuk rute domestik maupun internasional. Dengan rute yang banyak tersebut
tentu banyak sekali outstation yang akan disinggahi. Garuda Indonesia sampai
Maret 2010 mengoperasikan 70 buah pesawat untuk melayani customer. Pesawat yang
dioperasikan saat ini terdiri dari jenis pesawat Airbus (A330) dan pesawat
Boeing (B747 & B737). Pesawat jenis Boeing B737 lebih sering digunakan
untuk memenuhi penerbangan rute domestik. Penambahan rute dan jumlah armada
pesawat Garuda Indonesia tentunya harus diimbangi dengan pengelolaan
ketersediaan dari pesawat tersebut baik di homebase maupun di outstation
(stasiun luar). Dengan pengelolaan ketersediaan pesawat yang baik maka akan
menjamin pesawat tersebut tersedia dan dapat flight tepat pada jadwal penerbangan
yang telah direncanakan, tanpa mengalami delay atau Aircraft on Ground yaitu
kondisi pesawat gagal terbang dikarenakan permasalahan teknis yang ada seperti
ketiktersediaan spare part ketika pesawat membutuhkan penggantian komponen.
Nilai penting dari ketersediaan ini juga ditekankan oleh Kilpi (2008) yang
menyatakan bahwa salah satu faktor terpenting dalam operasi penerbangan adalah
ketersediaan pesawat (aircraft availability) dan pemberangkatan penumpang tepat
waktu sesuai dengan jadwal yang direncanakan (dispatch reliability). Dalam
menjalankan proses bisnis penerbangan baik rute domestik dan internasional,
kegiatan seperti pengelolaan perawatan pesawat, mulai dari pengadaan sparepart
sampai maintenance-nya harus dipersiapkan. Untuk masalah ini, Garuda Indonesia
menyerahkan kebijakannya kepada PT. Garuda Maintenance Facility Aeroasia (PT.
GMF AA). PT GMF AA merupakan salah satu perusahaan MRO (Maintenance, Repair,
dan Overhaul) di Indonesia. Peranan perusahaan MRO sebagai penyedia jasa
Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) pesawat dalam industri penerbangan
adalah untuk menjamin ketersediaan pesawat atau pesawat dalam kondisi siap
beroperasi sebelum mengudara dan mencapai misi jadwalnya tanpa ada gangguan
(Kilpi, 2008). Dalam mendukung ketersediaan pesawat tersebut maka PT GMF AA
melakukan pengadaan komponen dan mendistribusikannya ke outstation yang
disinggahi oleh pesawat Garuda Indonesia. Saat ini terdapat 28 outstation di
Indonesia yang harus dilayani untuk mendukung ketersediaan pesawat yang
beroperasi. Dalam proses pengalokasian dan pendistribusian ini, PT GMF AA tentu
harus melakukan perhitungan pengalokasiannya dengan tepat karena komponen
pesawat terutama yang rotable dan repairable memilik harga yang tidak murah.
Harga komponen ini bisa
mencapai ratusan hingga miliaran rupiah. Dalam penilaian tingkat ketepatan
waktu penerbangan (dispatch reliability), Garuda Indonesia dan PT. GMF AA
menyimpulkan bahwa tiga penyebab utama penundaan (delay) bagi armada Garuda
Indonesia adalah waktu, aspek engineering, dan material (GMF, 2008). Penyebab
dalam aspek material adalah tidak tersedianya floating spare dan komponen
kritis di gudang homebase Cengkareng. Floating spare (FS) adalah komponen yang
siap pakai (serviceable). Tidak tersedianya floating spare ini menyebabkan
tingkat ketersediaan (availability) pesawat menurun dan tidak sesuai target.
Penentuan ketersediaan tersebut bergantung pada penentuan estimasi perencanaan
jumlah removal komponen pesawat yang dihitung berdasar data historis utilisasi pesawat
beserta komponen yang diamati. Perencanaan pengadaan untuk removal komponen
harus dilakukan dengan baik terutama apabila pesawat tersebut berada di
outstation. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi urgensinya bagi PT. GMF AA
seiring dengan bertambahnya jumlah pesawat yang dioperasikan oleh Garuda
Indonesia. PT. GMF AA membutuhkan perencanaan yang tepat agar dapat memenuhi
kebutuhan armada yang beroperasi dan bertambah pada beberapa tahun kedepan.
Kegiatan monitoring dan
kontrol menjadi sangat penting untuk dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
komponen yang akan diganti pada suatu pesawat. Penelitian ini dilakukan untuk
mengembangkan sebuah sistem informasi dalam proses perencanaan penggantian
komponen dan penyediaan komponen sehingga dapat mendukung availabilitas pesawat
yang beroperasi.
1.2.Rumusan
Masalah
Permasalahan yang
diselesaikan dalam penelitian ini adalah melakukan perencanaan penggantian
komponen pesawat dan menentukan jadwal penyediaan komponen untuk mendukung
ketersediaan pesawat.
1.3.Tujuan
Penelitian
Beberapa tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan penggantian komponen
pesawat didasarkan pada tingkat kehandalan (mean time between removal)
2. Menghasilkan alat bantu berupa sistem
berbasis database dalam penentuan penggantian komponen
3. Menentukan jumlah komponen yang harus
disediakan untuk proses penggantian komponen pesawat dalam waktu satu tahun.
1.4.Batasan
Masalah
Batasan yang digunakan
pada penelitian ini adalah:
- Komponen yang diamati terbatas pada
rotable component Boeing 737 NG.
- Periode perencanaan rute pesawat hanya
untuk satu tahun Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah:
- Lintasan penerbangannya pesawat tidak
berubah
- Lead time pengiriman dan penerimaan
komponen tetap.
1.5.Sistematika
Penulisan
Penulisan tugas akhir
ini terdiri dari beberapa bab dimana setiap bab memiliki keterkaitan dengan bab
lainnya. Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB
I. PENDAHULUAN :
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah
dan sistematika penulisan.
Komentar
Posting Komentar