THE INFLUENCE OF ADDED BIOLOGICAL SURFACTANT,IN BIOREMEDIATION OF OIL CONTAMINATED SOIL
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”
Jalan. Ciledung Raya, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar, Indonesia
­-Shafira Adlina, dan Nita Noriko
Email: shafira.adlina@rocketmail.com ,  nitanoriko@uai.ac.id
Abstrak :
 kegiatan industri perminyakan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, Pencemaran minyak terus meningkat dari tahun ke tahun berbanding lurus dengan meningkatnya konsumsi  minyak bumi. Pencemaran tersebut dapat berasal dari tumpahan selama kegiatan baik dari pengeboran, proses produksi dan transportasi. Salah satu penanggulangan pencemaran akibat limbah minyak bumi dapat dilakukan dengan teknologi yang ramah lingkungan yaitu melalui proses bioremediasi. Dalam penelitian ini bioremediasi dengan penambahan surfaktan hayati digunakan untuk membantu penanggulangan pencemaran minyak pada tanah. Stuktur umum molekul surfaktan dapat menyebabkan surfaktan mampu mereduksi tegangan permukaan dan antar permukaan serta membentuk mikroemulsi sehingga hidrokarbon dapat larut dalam air dan begitupun sebaliknya . Surfaktan 1 mampu menurunkan TPH sebesar 63,13%. Surfaktan 2 mampu menurunkan TPH sebesar sebesar 59,73%. Sementara tanpa penambahan surfaktan mampu menurunkan TPH sebesar 62.94
Kata kunci: bioremediasi, Total Petroleum Hydrocarbon (TPH), surfaktan, dan tanah tercemar minyak bumi.
Pendahuluan
Menurut PP No. 85 tahun 1999,menyatakan bahwa limbah minyak bumi termasuk ke dalam limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Pencemaran minyak bumi di tanah merupakan ancaman bagi kesehatan manusia. Penanggulangan pencemaran akibat limbah minyak bumi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi.
Metode
Kelembaban tanah harus diukur untuk menentukan banyak larutan yang akan diberikan pada tanah perlakuan. Hasil pengukuran Kelembaban tanah yang dipakai pada penelitian ini adalah sebesar 0,14 mL/gram.Maka untuk 1600 gram tanah yang dipakai, diperlukan larutan sebanyak 224 mL. Pada tanah Perlakuan P1 diberikan 224 mL larutan surfaktan 1 500 ppm.Pada perlakuan P2 diberikan 224 mL larutan surfaktan 2 200 ppm. kontrol tanah hanya diberikan air destilat sebesar 224 mL.
Hasil dan Pembahasan
Pengukuran tegangan permukaan kedua surfaktan dilakukan antara konsentrasi 50 hingga 20.000 ppm. Berdasarkan gambar 1,Pada konsentrasi 0 dan 50 ppm tegangan permukaan menurun dari 71,76 menjadi 52,10mN/m. Pada konsentrasi 100 dan 200 ppm tegangan permukaan menurun lagi dari 46,68 menjadi 41 mN/m. Pada konsentrasi 300 dan 400 ppm tegangan permukaan menurun menjadi 38,54 menjadi 36,19 mN/m. Dan pada konsentrasi 500 ppm tegangan permukaan menurun menjadi 31,55 mN/m. terlihat bahwa tegangan permukaan konsentrasi 0 dan 50 ppm pada surfaktan 2 menurun dari 71,76 menjadi 41,84 mN/m. Pada konsentrasi 100 dan 200 ppm tegangan permukaan menurun lagi dari 43,82 menjadi 39,02 mN/m.
Kesimpulan
Selama 8 minggu waktu inkubasi,perlakuan bioremediasi dengan penambahan surfaktan 1 (surfaktan hayati yang dijual bebas dengan merek dagang X) dapat menurunkan angka TPH sebesar 63,13%. Dengan penambahan surfaktan 2 (surfaktan hayati yang dibuat oleh salah satu universitas di Indonesia) dapat menurunkan angka TPH sebesar 59,73%. Sementara tanpa penambahan surfaktan memiliki persentasi penurunan angka TPH minyak bumi sebesar 62.94%. Hal ini menunjukkan bahwa bioremediasi pada tanah dengan atau tanpa penambahan surfaktan hayati tidak menunjukkan banyak perbedaan pada penurunan angka TPH selama 8 minggu waktu inkubasi.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pengaruh kombinasi beberapa jenis surfaktan dengan bakteri pendegradasi minyak eksogenus terhadap tanah tercemar minyak.

   Daftar Pustaka

- Dibble, J. T. dan R. Bartha “Effect of inveromental parameter on the biodegradation of soil sludge.”
Applied and Environmental
Microbiology 37 (1979): 729-739.
- Fessenden, R. J. and Fessenden J. S. Kimia Organik
 Jilid ke-2. 3rd ed. Jakarta: Erlangga, 1989
-Putra, R. S. dan L. S. Martamah “Bioremediasi Tanah Terkontaminasi  Minyak Bumi Oleh Bacillus Sp & Klebsiella Sp” PKMI., IPB (2008)
- Tiehm, A. and M. Stieber “Strategies to improve PAH bioavailability: addition of surfactants,ozonation and application of ultrasound.” In Treatment of Contaminated Soil. Ed. Stegmann, R., Brunner, G., Calmano, W., and  G. Matz. Berlin: Springer. 2001.
- Vidali, M. “Bioremediation An overview.” Pure Appl. Chem. 73 (2001): 1163–1172.
- Volkering, F., Breure, A.M., Andel, J.G., and W. H. Rulkens “Influence of nonionic surfactants on bioavailability and biodegradation of policyclic aromatic hydrocarbons.” Applied and Environ-mental Microbiology 61 (1995): 1699-1705.

Komentar

Postingan Populer